Minggu, 17 Oktober 2010
Pendidikan Karakter Dikembangkan Melalui Tindakan
Jakarta --- Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal menjelaskan bahwa permasalahan yang hadir di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, tindak anarkis dan lainnya, menjadi latar belakang mengapa pendidikan karakter perlu dilaksanakan.
Pada dasarnya, pendidikan karakter selaras dengan tujuan nasional pendidikan yang tercantum pada Pasal 3 UU Sistem Pendidikan Nasional. Pasal ini menyebutkan, berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
" Dalam pasal ini dapat dilihat bahwa pendidikan karakter sudah mulai diperkenalkan," ujar Fasli, seminar bertajuk "Tadarus Kebangsaan Ramadhan 1431 H. Reorientasi Nasionalisme Kita: Berharap Pada Pendidikan Karakter, Mungkinkah ?" yang selenggarakan Maarief Institute, pada 18 Agustus lalu.
Fasli menekankan, pendidikan karakter pada implementasinya, tidak akan dimasukkan menjadi kurikulum yang baku, melainkan dikembangkan melalui tindakan dalam proses belajar. Karena itu, dia menghimbau agar setiap lembaga pendidikan membiasakan pendidikan karakter dalam kesehehariannya, sehingga dapat menciptakan budaya sekolah yang berkarakter.
Peserta seminar memang banyak menanyakan arah yang akan digapai dari pendidikan karakter. Acara yang diadakan menjelang buka puasa ini, bertempat di Ruang Aula Besar PP Muhammadiyah Jakarta. Selain Fasli, turut hadir sebagai pembicara pemerhati pendidikan karakter, Ratna Megawangi dan pakar psikologi sosial Yahya Khisbiyah.
Pada akhir paparannya, Fasli menjelaskan bahwa pendidikan karakter telah ada dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan. Nilai-nilai sportivitas dan kreativitas dapat tercermin dalam mata pelajaran olah raga, sedangkan nilai keuletan dan ketelitian dapat diperhatikan pada mata pelajaran matematika. "Mengenai moral tentunya sudah menjadi domain pendidikan agama. Apabila aktualisasi mata pelajaran ini benar, maka sudah berhasillah pendidikan karakter tersebut," ujar mantan Staf Ahli Menteri Pendidikan Nasional Bidang Sumber Daya Pendidikan ini.
Adapun Ratna Megawangi menyatakan, diperlukan pengetahuan tambahan bagi para pendidik dan tenaga pendidik mengenai teori-teori pendidikan, untuk menjalankan pendidikan karakter. Hal ini menurut Ratna akan menjadikan para pelaku pendidikan memahami proses pendidikan melalui tahapan watak peserta pendidik.
Selebihnya, Ratna pun menegaskan bahwa inti dari pendidikan karakter adalah, mengajarkan bagaimana para peserta didik memahami nuraninya sendiri.
Sedangkan Yayah Khisbiyah mengatakan, pendidikan karakter sangat erat hubungannya dengan perasaan nasionalis masyarakatnya. Pendidikan karakter ini perlu dimaknai sebagai sarana penguatan rasa cinta Tanah Air. Karena itu, Yayah menyarankan agar pendidikan karakter ini disinergikan dengan pendidikan kewarganegaraan.
Senin, 11 Oktober 2010
pendidikan untuk semua
Pendidikan merupakan hak setiap manusia, pendidikan saat ini juga merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang. Dengan adanya pendidikan akan dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang, dengan pendidikan kita akan melihat manfaat yang besar bagi diri sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Negara yang maju pasti memiliki tingkat pendidikan dan keterampilan yang tinggi, dan mereka juga telah menuntaskan wajib belajar 9 tahun, namun miris yang terjadi di Negara kita. Sampai saat ini upaya penuntasan wajib belajar 9 tahun masih terhambat.
Mari kita membuka akses pendidikan untuk semua dengan diawali dari pendidikan PAUD, karena dengan pendidikan Paud kita dapat mengetahui bagaimana watak, karakter, social dan skill anak itu dapat kita sadari dari awal, sehingga kita dapat lebih mudah mengarahakan keaarah yang lebih baik lagi. Oleh karena itu Paud merupakan target utama untuk program PUS.
Kita semua berharap jangan ada lagi masyarakat kita yang buta huruf, semua harus memiliki pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Pendidikan non formal seperti belajar keterampilan juga merupakan target Pus untuk mengembangkan programnya, karena seseorang yang tidak memiliki kecakapan dalam pendidikann keterampilan tidak akan menjamin kesejahteraan dalam kehidupannya.
Semua harus dilakukan dengan ilmu, “ingin akhirot dengan ilmu, ingin dunia dengan ilmu” itu selalu berdampingan. Ilmu tidak dapat dipisahkan dengan keberhasilan seseorang dalam menggapai masa depan yang lebih baik,
profesi,profesional dan profesionalisme
antara profesi,profesional dan profesionalisme. di antara penyebutan ke 3 nama itu hanya dapat di ketauhi dari kepuasan konsumen dimana,konsumen yang dapat menilai apakah pantas kita di sebut sebagai orang yang mampu menjalankan tugas yang sesuai dengan kemammpuan kita.
intinya profesi yang kita jalankan sejak sekarang harus kita tinggkatkan agar semakin banyak konsumen/pelanggan yang datang pada kita dan semakin tinggi pula nilai jual kita ke pelanggan.dan tidak lupa pula kita utamakan kepuasan terhadap pelanggan kita
intinya profesi yang kita jalankan sejak sekarang harus kita tinggkatkan agar semakin banyak konsumen/pelanggan yang datang pada kita dan semakin tinggi pula nilai jual kita ke pelanggan.dan tidak lupa pula kita utamakan kepuasan terhadap pelanggan kita
pendidikan untuk masa depan anak kita
Anak-anak dengan kecerdasan dan bakat istimewa memerlukan layanan pendidikan khusus supaya potensi dan bakat mereka berkembang optimal.
“Pengembangan potensi tersebut memerlukan strategi yang sistematis dan terarah. Tanpa pembinaan yang sistematis dan terarah, bangsa Indonesia akan kehilangan sumber daya manusia terbaiknya,” kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa Nasional, Amril Muhammad, dalam seminar “Potensi Luar Biasa Sejuta Anak Cerdas Istimewa Indonesia” di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan, pasal 5 ayat 4 undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional juga menyatakan bahwa warga negara yang mempunyai potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.
“Perhatian khusus tidak dimaksudkan untuk melakukan diskriminasi tapi semata memberikan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa supaya potensi peserta didik berkembang utuh dan optimal,” katanya.
Dia mengatakan Asosiasi Anak Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa Nasional yang terdiri atas penyelenggara sekolah, akademisi dan masyarakat memberikan beberapa rekomendasi terkait penyusunan cetak biru pengembangan pendidikan khusus untuk anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa.
Asosiasi antara lain menyarankan pemerintah melanjutkan program akselerasi yang sudah berjalan di sekolah-sekolah tertentu dan meningkatkan kualitas guru dengan menyediakan fasilitas pelatihan pendidikan khusus bagi anak cerdas istimewa.
“Di samping itu, perlu ada sekolah khusus yang mewadahi anak-anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa dalam segala bidang, tidak hanya akademik, tapi juga seni, olah raga, teknologi dan ketrampilan lain,” katanya.
“Pengembangan potensi tersebut memerlukan strategi yang sistematis dan terarah. Tanpa pembinaan yang sistematis dan terarah, bangsa Indonesia akan kehilangan sumber daya manusia terbaiknya,” kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa Nasional, Amril Muhammad, dalam seminar “Potensi Luar Biasa Sejuta Anak Cerdas Istimewa Indonesia” di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan, pasal 5 ayat 4 undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional juga menyatakan bahwa warga negara yang mempunyai potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.
“Perhatian khusus tidak dimaksudkan untuk melakukan diskriminasi tapi semata memberikan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa supaya potensi peserta didik berkembang utuh dan optimal,” katanya.
Dia mengatakan Asosiasi Anak Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa Nasional yang terdiri atas penyelenggara sekolah, akademisi dan masyarakat memberikan beberapa rekomendasi terkait penyusunan cetak biru pengembangan pendidikan khusus untuk anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa.
Asosiasi antara lain menyarankan pemerintah melanjutkan program akselerasi yang sudah berjalan di sekolah-sekolah tertentu dan meningkatkan kualitas guru dengan menyediakan fasilitas pelatihan pendidikan khusus bagi anak cerdas istimewa.
“Di samping itu, perlu ada sekolah khusus yang mewadahi anak-anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa dalam segala bidang, tidak hanya akademik, tapi juga seni, olah raga, teknologi dan ketrampilan lain,” katanya.
Langganan:
Postingan (Atom)